TSURUOKA: Winter

Alhamdulillah terhitung April 2016, saya resmi terdaftar sebagai mahasiswa program master di kampus Yamagata University, Fakultas Pertanian, Jurusan Forest Ecology. 6 bulan sebelumnya kami penerima beasiswa Monbusho diwajibkan datang ke Jepang untuk tujuan orientasi kampus dan berstatus kenkyusei (research student) untuk berinteraksi dengan lab member dan sensei terkait. Selebihnya, program sebagai kenkyusei ini akan dibebankan pada sensei masing-masing. Biasanya kami diminta datang ke Jepang pada bulan Oktober untuk mempersiapkan ujian masuk pada bulan Desember/Januari (tergantung universitas). Satu bulan kemudian pengumuman dan bulan April lah ajaran baru dimulai. 

2 tahun lalu, alhamdulillah saya sudah pernah singgah di Tsuruoka selama satu tahun untuk menjalani program pertukaran pelajar yang diadakan melalui sistem MoU kampus Yamagata dengan UGM. Saya sempat mengalami culture shock karena pertama kali ke Jepang harus dikenalkan dengan lokasi yang cukup ekstrim, Tsuruoka. Ekstrim dari sisi musim dan budaya kental orang Jepang. Mimpi saya memang ke Jepang, sudah sejak SMA. Bayangan saya ya Jepang itu rame, banyak orang, Harajuku, Manga, pejalan kaki dan hal-hal menarik lainnya yang sering saya lihat melalui kartun Ninja Hatori dan Doraemon. Setelah tiba di Tsuruoka, hampir semua salah. Disini sepi, sedikit orang, jarang dan hampir tidak pernah saya menemukan pemuda berpenampilan cosplay, penduduk disini rata-rata orang lanjut usia, dan brrr... dingin. Bisa dibilang Tsuruoka ini masih kalah jauh dengan Tokyo untuk predikat 'kota internasional'. Masih banyak dijumpai orang lokal yang tidak bisa berbahasa inggris dan sign jalan juga masih banyak yang kental huruf kanji, tanpa ada terjemahan bahasa inggris. Bahkan di fasilitas umum seperti rumah sakit, kantor polisi dan kantor bank, pegawai rata-rata tidak bisa berbahasa inggris. Menarik. Membuat saya lebih ingin bisa berbahasa Jepang.

Kampus Yamagata di Tsuruoka

Analogi ketebalan salju

Winter di Tsuroka bisa dibilang cukup ekstrim dibanding beberapa daerah lainnya di Jepang seperti Tokyo dan Osaka. Keduanya masih tergolong hangat karena salju tidak turun dan suhu udara tidak sampai mencapai minus. Tahun 2016 ini winter di Tsuruoka saya nilai sedikit aneh dibandingkan 2 tahun lalu ketika saya pertama kali datang. Salju terlambat turun dan intensitas hujan naik. Bulan Januari seharusnya Tsuruoka sudah menjadi 'putih' dan salju jatuh dari 'samping' bukan dari 'atas' (saking kencangnya angin). Tapi kali ini Januari awal hingga tengah masih  bersih, angin masih jarang, tapi hujan hampir setiap hari. Baru di Januari akhir salju mulai turun, itupun tidak setiap hari dan salju cepat mencair akibat hujan turun. Climate change, mungkin juga. Foto diatas seharusnya sudah bisa terlihat di bulan Desember, tapi kali ini harus sabar menunggu hingga di akhir Januari. Dan bahkan sekarang pun salju-salju tersebut sudah mulai mencair karena hujan 2 hari. Untuk saya yang sedang hamil, saya sangat bersyukur karena memudahkan saya untuk berjalan sendiri tanpa gandengan tangan suami dulu :)

Comments

Popular posts from this blog

THINGS TO DO IN JAPAN #8-Hanami (Sakura party)

KABUL, AFGHANISTAN: Pemandangan kota

Rock Festival of Agriculture in Tsuruoka, 29 September 2013