TRAVELLING: Bawa Bayi

Masih hangat terasa suasana Kabul, Afghanistan, tanah kelahiran suami saya. Baru saja saya dan keluarga melakukan perjalanan kesana untuk bersilaturahmi dengan keluarga setelah kelahiran Zahra di Jepang. Kami sudah kembali lagi ke Jepang. Hanya satu bulan disana dan terlalu singkat untuk berkumpul bersama keluarga. Apa boleh buat. Kini rutinitas normal kembali harus dijalani. Di Jepang lagi, kuliah lagi, asuh anak sendiri lagi, masak sendiri lagi dan suami kerja lagi. Libur telah usai.

Penerbangan kali ini sangat spesial, karena merupakan perjalanan udara pertama bagi saya dan suami sejak kami menikah, dan plus, terbang bersama anak kami yang cantik dan soleha, Zahra. Usianya baru 9 bulan tapi saya nekat berangkat karena mertua sering menanyakan kapan kami akan pulang. Mertua saya sudah sangat sepuh dan belum pernah bertemu anak menantu dan cucunya sejak dipinang oleh suami. Saya pun sangat ingin berjumpa dengan keluarga besar suami dan belajar banyak tentang berumah tangga dari mereka, serta mengenal budaya Afghanistan lebih dalam.

Bismillah.. saya pun terbang ke Kabul.

Kami memilih untuk terbang dengan maskapai China Eastern Airlines dengan pertimbangan harganya yang cukup murah jika ditempuh dari Jepang. Penerbangan langsung dari Jepang ke Kabul cukup mahal. Rata-rata maskapai yang available adalah maskapai UEA yang memang terkenal mahal. Selain itu waktu tempuhnya juga sama-sama jauh dan akan tetap saja melelahkan. Dengan pertimbangan itu maka kami pun memilih maskapai ini, Rutenya adalah Tokyo-Shanghai-Delhi. Sementara untuk Delhi-Kabul, kami menggunakan penerbangan Spice Jet milik India. Selain maskapai ini, ada pula pilihan maskapai Sofi atau Ariana milik Afghanistan. Tinggal sesuaikan jam penerbangan yang diinginkan dan budget tentunya.

Domisili kami di Jepang, tepatnya di Yamagata ken, desa Tsuruoka. Cukup jauh dari Tokyo dan memakan waktu 6 jam untuk tiba di Tokyo menggunakan bus atau kereta cepat Shinkanzen. Perjalanan ini memakan waktu 3 hari untuk keberangkatan dan 2 hari untuk kepulangan. Jadwal keberangkatan  adalah sebagai berikut:
1. Senin, 19 Desemberi 2016
    23.00: Bus malam berangkat dari Tsuruoka

2. Selasa, 20 Desember 2016
    06.20: Bus malam tiba di Stasiun Tokyo
    07.00: Berangkat dari stasiun Tokyo menuju bandar udara Haneda. Rutenya adalah Stasiun Tokyo-Hamamacho (Kereta lokal). Hamamcho-Bandara (Metro)
    09.00: Tiba di Bandara Haneda.
    18.10: Penerbangan Tokyo-Shanghai
    20.40: Tiba di Shanghai
    23.00: Selesai urusan imigrasi dan benar-benar bisa keluar dari bandara. Niat kami waktu itu ingin menginap di bandara karena penerbangan selanjutnya besok sore jam 15.00, tapi melihat kondisi Zahra, akhirnya kami putuskan untuk mencari hotel untuk menginap semalam. Alhamdulillah, pukul 01.00 kami tiba di hotel dan Zahra bisa tidur dengan nyenyak.

3. Rabu, 21 Desember 2016
    11.30: Check out hotel
    15.25: Penerbangan Shanghai-Delhi
    19.40: Tiba di Delhi. Kami akhirnya harus menginap di Bandara Delhi karena tidak diijinkan keluar bandara mengingat transit kami kurang dari 12 jam. Terpaksa kami menginap di bandara. Saat itu kondisi Zahra sudah kelelahan. Klimaksnya, ia demam. Saya semakin emosi karena ketika meminta penanganan medis tidak diberikan oleh pihak bandara.

4. Kamis, 22 Desember 2016
    07.20: Penerbangan Delhi-Kabul
    10.20: Tiba di Kabul (Waktu terhitung check out ambil barang dll)

*Rute kepulangan hampir sama, hanya saja di bagian akhir menuju Tsuruoka, kami memutuskan untuk menggunakan pesawat karena saya sudah kelelahan :D
 
Rute yang panjang bukan? Nah, dengan jadwal yang demikian panjang, perlu persiapan ekstra untuk tetap kuat saat membawa bayi dibawah satu tahun dalam perjalanan. Berikut beberapa tips yang bisa saya bagi berdasarkan pengalaman langsung. Perlu diingat pula sebelumnya bahwa, tulisan ini hanya bersifat memberikan pandangan, selebihnya harus disesuaikan sendiri dengan kondisi si anak dan ibu.

1. Request bassinet. 
Bassinet adalah semacam baby box yang disiapkan maskapai untuk bayi setidaknya hingga usia 8 bulan. Panjang bassinet hanya 75cm, jadi Zahra kemarin sudah tidak muat di dalam bassinet karena panjangnya sudah hampir 80cm. Tapi bassinet sangat membantu, setidaknya bisa jadi kursi pribadi untuk anak untuk ibu agar bisa beristirahat. Bassinet juga membantu anak duduk sendiri dengan tetap diawasi oleh orang tua. Saya sarankan untuk request bassinet. Caranya bisa dengan menghubungi maskapai atau request ketika check in.

Zahra di dalam bassinet
Anak cantik lagi bobok enak
2. Selalu cek suhu tubuh anak.
Kenakan baju hangat dan sesuaikan dengan musim. Perlu diingat bahwa suhu udara di bandara dan pesawat adalah suhu normal, maka kenakan baju yang nyaman untuk anak. Tapi jangan tinggalkan jaket dan selimut, apalagi di musim dingin, selalu sediakan jaket di dalam tas jika sewaktu-waktu suhu di bandara terlalu dingin (karena kadang demikian). Prinsip saya adalah lebih baik berkeringat daripada kedinginan.
Suhu bandara cukup hangat jadi boleh lah jaketnya dilepas dulu biar nyaman

Di luar bandara angin cukup kencang, pakai jaket dulu ya nak


3. Selalu siapkan makanan dan minuman.
Terlebih untuk bayi yang sudah MPASI, siapkan selalu buah dan makanan kesukaan anak dalam tas ibu. Jika tidak memungkinkan, bisa beli di bandara atau cukup siapkan bubur beras merah lalu dituang air panas. Jangan sampai anak merasa kelaparan karena rasa lapar akan mempermudah penyakit masuk kedalam tubuh. 

Duh nak ini lucu banget kamu, ga tahan pengen posting biar produser pada liat dan ngorbitin kamu hihi

Buah adalah pilihan ngemil yang tepat, dan Zahra memang suka sekali jeruk
4. Siapkan popok dan tisu. Poin ini sangat penting. Menjaga kebersihan popok sangat saya anjurkan. Gantilah popok anak setiap 3 jam sekali, pipis atau tidak, tetap ganti, karena bandara adalah sarang bertemunya orang dari segala penjuru dunia, kita tidak pernah tau mikroorganisme apa yang mereka bawa. Maka, segera ganti popok anak dan jangan menunggu sampai penuh atau poop. Fatal akibatnya. Kulit anak bisa terjangkit jamur candida.

5. Selalu berikan ASI. Bagi ibu yang sedang memberikan ASI, dalam perjalanan selalu berikan ASI pada bayi Anda. ASI adalah sumber makanan utama bayi, bahkan tanpa makanan jika ASI selalu diberikan maka dampaknya akan menguatkan sistem kekebalan tubuh anak. Jangan lelah memberikan ASI dan jangan menunggu hingga lapar. Selalu dan selalu berikan ASI.

ASI ITU HUKUMNYA WAJIB!!!
6. Sehatkan tubuh ibu. 
Tidak bisa dipungkiri bahwa membawa anak dalam perjalanan jauh akan sangat menguras energi baik fisik maupun mental, sekalipun ada sang ayah, namun peran utama tetaplah ibu. Jangan lupa makan ya ibu. Fokuskan perhatian pada anak dan juga pada diri sendiri. Makan dan minum yang banyak. Tetap senang dan nikmati perjalanan. Jangan dibawa stres dan lelah. Jika tubuh ibu fit, bahkan travelling seorang diri pun akan mampu dilakukan, inshaAllah...
Banyakin foto narsis pokoknya biar sehaaaaat
7. Peka terhadap lingkungan
Saat sudah naik dalam pesawat, perhatikan jika ada kursi kosong. Terutama untuk perjalanan jauh, mintalah izin pada pramugari untuk menempati kursi kosong agar anak bisa rebahan. Biasanya kalau bassinet terlalu sempit, anak akan mudah bangun.


Nah, sekian dulu cerita pengalaman dan bagi-bagi tips dari saya. Selanjutnya akan saya post di lain waktu inshallah. Semoga bermanfaat dan sukses selalu bagi ibu-ibu kuat yang selalu mencintai anak-anaknya dalam kondisi apapun.
Feel free to share :)

Salam dari kami sekeluargaaaaa


Comments

Popular posts from this blog

THINGS TO DO IN JAPAN #8-Hanami (Sakura party)

KABUL, AFGHANISTAN: Pemandangan kota

Rock Festival of Agriculture in Tsuruoka, 29 September 2013