HIDUP DI JEPANG: rumah murah

Bagi teman-teman yang berminat untuk tinggal di Jepang dengan segala tujuan, alhamdulillah ada info menarik yang ingin saya bagi terkait sewa rumah dan metodenya. Prinsipnya, menyewa rumah di Jepang sama dengan Indonesia, yaitu lewat agen dan metode pembayarannya pun melalui agen, walaupun unit rumah yang bersangkutan terkadang milik warga lokal yang sengaja disewakan. Kasus saya, saat ini saya juga menyewa rumah warga lokal melalui agen resmi. Rumah yang saya tempati memang murah jika melihat posisinya yang dekat dengan kampus saya, mall, rumah sakit dan beberapa pertokoan. Namun, rumah saya cukup tua dan kecil, lebih dingin saat winter dan lebih panas saat summer. Hal ini menjadi fokus saya karena saya tinggal di Tsuruoka, Yamagata prefecture, di sisi laut Jepang yang sarat akan angin dan badai serta cuaca buruk lainnya dibandingkan daerah di sisi laut Pasifik.

Karena berbagai pertimbangan, akhirnya saya mencoba tanya-tanya ke city hall Tsuruoka apakah mereka menyediakan rumah murah. Alhamdulillah ternyata ada. Peruntukannya khusus untuk yang sudah berkeluarga dan bagi mereka yang berpenghasilan dibawah 158.000 untuk yang belum memiliki anak, dan 214.000 untuk yang sudah memiliki anak. Pas untuk saya. Tapi apakah hanya untuk orang Jepang? jawabannya tidak. Banyak ternyata orang asing, seperti orang Tiongkok dan Korea yang juga menempati beberapa unit tersebut.

Sistemnya begini. Rumahnya mirip sekali dengan rumah susun yang ada di Jakarta. Bentuknya gedung dan tersebar di penjuru kota. Letaknya strategis dan selalu ada unit pertokoan di sekelilingnya. Japanese standar. Walaupun murah tapi tetap bagus. Fasilitasnya pun lengkap dan tidak buruk untuk rumah murah. Hal lain yang harus dipelajari dari orang Jepang. Tidak benar memperlakukan orang kurang mampu, ekonomi rendah dan yang berstatus sosial dibawah kita dengan memberikan fasilitas yang buruk. Mereka juga manusia yang berhak merasakan kenyamanan. Mungkin bisa dipakai untuk sistem kereta di negara kita yang masih memberlakukan harga murah tapi fasilitas buruk dan sampainya lama.
Anyway, rumah-rumah ini sebenarnya ada units yang dikelola oleh kabupaten (-shi) dan ada yang dikelola oleh pemerintah provinsi (-ken). Karena administratornya beda, maka deadline pendaftaran dan jenis persyaratannya pun beda. Lokasi keduanya tidak berjauhan dan harganya pun mirip. Lalu apa yang membedakan? saya belum tau pasti, tapi menurut pengamatan saya, bedanya hanya pada bentuk rumahnya dan ada beberapa rumah yang lebih mahal. Biasanya yang dikelola oleh provinsi bentuknya seperti 'rumah' satu lantai.

Saya pribadi memilih yang dikelola oleh pemerintah kabupaten karena harganya sangat murah dan lokasinya cukup dekat. Minat sebenarnya oleh rumah provinsi tapi lokasinya jauh. Walaupun saya berniat beli mobil tapi saya pikir karena belum pasti bisa dapat SIM atau mungkin dapatnya lama, maka saya dan suami memutuskan untuk memilih rumah yang murah dengan lokasi yang hanya 2km dari kampus (2km kalau summer deket loh!).

Lalu bagaimana cara daftarnya?
Pertama, cari informasi ini di city hall masing-masing, apakah masih available dan membuka pendaftaran. Kemudian staff akan memberikan semua informasi termasuk lokasi, peta, bentuk rumah, fasilitas dan harga. Perhatikan deadline dan pilihan rumah karena jika ragu dan berniat membatalkan saat ternyata sudah terpilih, akan ada sanksi berupa tidak diperbolehkan mendaftar setahun mendatang. Setelah pasti dan deal dengan rumah mana yang akan dipilih, maka segera daftar. 2-3 hari kemudian akan datang postcard yang berisi jadwal undian. Jika kamu memilih rumah yang dipilih oleh lebih dari satu orang, maka akan diberlakukan sistem undian di tanggal tertentu. Boleh tidak datang tapi saya sarankan datang karena jikalau tidak dapat undian, maka akan berkesempatan memilih rumah kosong (tidak ada pendaftar).

Jika belum paham, boleh hubungi saya: citra.gilang2403@gmail.com

Berikut gambaran rumah yang dikelola oleh pemerintah kabupaten.



Comments

Popular posts from this blog

THINGS TO DO IN JAPAN #8-Hanami (Sakura party)

KABUL, AFGHANISTAN: Pemandangan kota

Rock Festival of Agriculture in Tsuruoka, 29 September 2013