THINGS TO DO IN TSURUOKA #1Surfing

YOKOHAMA BEACH


Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, saya mencoba olahraga selancar atau surfing. Sejak dulu sudah ingin mencoba tapi nyali saya ciut setelah melihat ombak yang tinggi dan mampu menggulung saya hidup-hidup. Iri sekali melihat kawan-kawan yang sudah jago dan berani mencoba surfing sementara saya hanya mampu menonton film Soul Surfer sambil berkhayal. 
Saat saya berkunjung ke Jepang tahun 2013 untuk program pertukaran pelajar dari kampus, salah satu warga Indonesia yang sudah tinggal di Jepang puluhan tahun dan mengabdi sebagai Pendeta Gereja Katholik yang gaul mengajak saya mencoba surfing. Beliau adalah Romo Sri Waluyo. Masih muda dan sangat energik. Hobinya pun terbilang ekstrim dan sangar, yaitu snow boarding dan surfing, hobi yang mahal juga menurut saya. Suatu hari di musim gugur, beliau mengajak kami, para pecinta olahraga air untuk berjalan-jalan ke pantai dan sekaligus mencoba surfing. Saya pikir tidak mungkin karena udara sudah mulai dingin dan ombak akan sangat tinggi. Apa jadinya berenang di air yang dingin. Ternyata justru itu yang menarik. Di musim gugur, ombak sangat cantik untuk surfing. Kencang dan banyak tapi tidak terlalu kuat. Saya juga bingung awalnya ketika dijelaskan, bukankah akan membahayakan? Ternyata setelah saya lihat Romo Waluyo berselancar, ombak memang sangat bersahabat di musim ini. Tidak terlalu kuat tapi intensitasnya banyak. Bahkan masyarakat lokal berbondong-bondong berdatangan ke pantai untuk berselancar dan berpiknik. 

Esok hari, saya memutuskan ingin mencoba selancar. Untuk pertama kali dalam hidup, saya akan mencoba berselancar di laut Jepang.

Hal pertama yang saya lakukan dengan kawan-kawan yang juga antusias berlencar adalah menyewa pelatih. Romo Waluyo kebetulan masih berhubungan baik dengan guru selancarnya, sehingga kami hanya tinggal dikenalkan dan belajar dari guru beliau. Selanjutnya adalah menyewa baju selancar. Biasanya tidak perlu baju khusus jika selancar dilakukan di musim panas, karena saat itu sudah masuk musim gugur dan angin cukup dingin, maka kami memutuskan untuk menyewa papan selancar beserta baju selancarnya. Biayanya sekitar 4000 yen atau Rp400.000 (cukup mahal memang). Baju selancar yang kami kenakan sangat ketat dan membuat badan menjadi hangat karena air sulit masuk. Baju ini juga membuat badan lebih ringan karena ditekan sedemikian rupa. Tahapan selanjutnya adalah mulai berlatih di pantai, berikut tahapannya:

1. Pemanasan.
Pemanasan sangat penting untuk melenturkan otot tangan dan kaki. Berselancar akan sangat menguras tenaga terutama di bagian lengan dan paha. 



2. Berlatih di atas pasir.
Sebelum benar-benar duduk di atas papan selancar dan berselancar di laut, akan sangat dianjurkan untuk berlatih cara mengayuh papan selacar di pasir, terutama bagi pemula. Awalnya saya meremehkan karena logika saya akan mudah mengayuh papan di permukaan air. Ternyata salah! 

3. Berani!
Setelah melakukan pemanasan dan berlatih di atas pasir, maka saatnya terjun langsung ke lapangan. Saya tidak memberikah saran khusus karena kuncinya hanya berani dan bertenaga. Saat ombak datang, kayuh lah sekuat mungkin dan berdirilah di atas papan. Berdiri diatas papan sangatlah sulit. Berkali-kali saya jatuh dan harus kembali ke tengah laut untuk mengejar ombak. Prestasi terbaik saya adalah, duduk seperi posisi duduk diantara dua sujud saat sholat di atas papan. Itu pun setelah ratusan kali digulung ombak. 


Tips terakhir, enjoy it! Tapi jangan ketiduran di atas papan ya.
Happy surfing :)
Yokohama, Yamagata-ken, JAPAN

Comments

Popular posts from this blog

THINGS TO DO IN JAPAN #8-Hanami (Sakura party)

KABUL, AFGHANISTAN: Pemandangan kota

Rock Festival of Agriculture in Tsuruoka, 29 September 2013