11 Days Before the Wedding

-
Been 10 days to go before the wedding.  Barely feel nervous, at all, it's more like worry and wonder how it goes and ended. Challenges and obstacles are just keep coming and try to get me down and become unsure with my own decision. I checked this to some people and they mostly say the same. The more you think of it, the more you unsure with your own heart and close to say no at the end. Thus, I normally prefer to think of day-to-day plan rather than worry of what's going to happen. Plus, this is actually what I'm waiting for in the rest of my life. Having a sacral, elegant, and amazing wedding party with my lovely fiance, who is hardly to find and meet. I more feel like relieve.

Invitation card and souvenir are done. Wait for a week or more to make those things ready. I'm kinda lucky to have a wonderful mom, dad and awesome sister. They are so much helpful in taking care of my everything. I barely have in touch with the decor and dresses. All are nicely done by them. Moreover, I'm here in Jakarta, 16 hours away from home which make me kinda impossible to go home regularly and make a deal with those things. My sister, who is gonna have the same wedding at the same day also giving a lot of interpretation on choosing the make up style and make up. She is much better in this thing, and honestly, her taste is so much better than mine. My mom and father was the first person who took a step of preparing our wedding. They start to look for a place since booking payment cannot be dealed in a short moment. We are Indonesian are the most complicated people in preparing the wedding, at least that's what I feel. It doesn't matter for me and my fiance to have the party in the house only, even it's more romantic and nice but most of Indonesian have their own way. It needs to be big, crowded, lots of food, cultural ceremony and stuff. For my wedding, I personally asks my parents to not make it so much complicated, better to use the money for something more useful, like saving, If they are really wanna help my first family year, they could save some money and give it to me, easy and save. Well, still, it's one and only in the entire life, should be awesome.

Finally, here is our wedding invitation card



I start to think of honey moon place right now. Abang wants to have it the place with beach and gardem, while me, I want more to have it in the mountains. So we decide Malang. 4 hours from home and a place with thousands of beauty, mountains, garden, park and everything.
Let's see!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

THINGS TO DO IN JAPAN #8-Hanami (Sakura party)

-
SPRING HAS COME! Pengalaman pertama tinggal di Jepang, pengalaman pula merasakan perubahan musim. Agak kaget, tapi juga takjub dengan alam yang senantiasa mampu bertahan hidup setelah melewati musim dingin yang ekstrim dan memberikan nuansa keindahan mekar bunga dan harum semerbaknya alam di musim ini. Begitu indahnya Allah menciptakan dinamika alam yang luar biasa hebat. Setiap musim memiliki keindahannya masing-masing. Jepang adalah negara yang tidak pernah melupakan budayanya. Budaya yang sudah tercipta sejak ratusan tahun akan selalu dipertahankan karena merupakan ciri khas bangsa, dan selalu ada makna kehidupan dibalik itu. Di musim semi, warga Jepang akan berbondong-bondong membawa bekal makanan bersama keluarga dan sahabat untuk duduk bersila, bercengkerama di bawah pohon sakura. Pohon yang menjadi icon negara Jepang ini sudah saatnya memekarkan bunganya yang sangat cantik. Di setiap daerah, selalu disediakan ruang publik hijau yang menyuguhkan indahnya mekar bunga sakura ...
Read more

KABUL, AFGHANISTAN: Pemandangan kota

-
Image
Ternyata masih banyak orang yang menyamaratakan Kabul dengan Aleppo atau Kabul dengan Gaza. Seakan-akan tidak ada kehidupan disana. Seolah-olah internet, TV, radio dan telepon tidak bisa digunakan disana. Air, sumber makanan dan obat-obatan juga sulit didapat. Melalui blog ini, saya ingin katakan bahwa Kabul tidaklah demikian. Kabul, Afghanistan, masih seperti kota-kota pada umumnya. Masih ada kehidupan, masih ada transaksi perekonomian, masih banyak pesta pernikahan, masih ada internet, TV, radio dan telepon, masih ada kegiatan sekolah dan edukasi, masih juga ada kegiatan di rumah sakit dengan obat-obatan yang mudah di dapat. Kabul tidak seseram yang dibayangkan dan Kabul bukanlah kota mati. Hanya saja belum terlalu maju dan modern. Bahkan masih jauh dari kata berkembang. Tidak bisa kita bandingkan Kabul dengan Jakarta atau bahwa Surabaya. Masih sangat jauh dengan kota-kota di Indonesia, walaupun status Kabul sebagai ibukota negara. Di musim dingin, kota ini berubah menjadi sa...
Read more

HIDUP DI JEPANG: Hamil

-
Image
Tahun lalu, Oktober 2015. Pertama kali datang ke Jepang, saya sedang hamil 4 bulan. Saya datang karena mendapat beasiswa Monbukagakusho untuk menempuh program master di Yamagata University dan akan tinggal selama 2,5 tahun di Tsuruoka. Saya harus melakukan perjalanan seorang diri karena suami tidak bisa mendampingi dengan alasan belum bisa apply untuk dependent visa karena status saya belum resmi sebagai official student. Di Jepang, setiap mahasiswa asing diwajibkan mengikuti pra kuliah selama 6 bulan (di luar masa studi) dengan agenda penelitian (atau tergantung supervisor) dan berstatus sebagai research student.  Teknisnya, setengah tahun pertama saya lalui seorang diri dengan kondisi hamil karena sistem pendidikan di Jepang mengharuskan setiap foreigner  penerima beasiswa degree harus menjadi research student  dengan tujuan orientasi kampus dan lab, dan bahkan melakukan penelitian kecil. Bismillah saya pun berangkat... Oh ya, tips perjalanan udara bagi ibu hamil s...
Read more